Empat tahun berdiri dan kini menanti investor
Pasaman Barat merajut diri dengan segudang potensi
oleh : Martin Sihombing www.bisnis.com
Setelah empat tahun mandiri sebagai kabupaten sendiri berpisah dari Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat pun mulai mengedepankan potensi ekonominya. Berbagai sektor menjanjikan prospek cerah, tinggal investor yang datang untuk menggarapnya.
Perjalanan selama hampir tiga jam dari Padang menuju Pasaman Barat nyaris tidak membosankan. Pemandangan alam yang memperlihatkan Pasaman Barat sebagai kawasan pertanian dan pariwisata membuat perjalanan cukup menggairahkan.
Dengan beragam pemandangan alam yang diperlihatkan, dari mulai pegunungan hingga lahan pertanian, tak ayal, tekad Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat yang hendak menjadikan pertanian sebagai modal utama dalam mendorong perekonomian kabupaten itu tidak bisa disangkal lagi.
"Usia kami memang masih seumur jagung. Sejak diresmikan menjadi kabupaten, umur Pasaman Barat baru empat tahun. Kendati demikian, kami optimistis akan mampu mensejajarkan diri dengan saudara kami," tutur Nirwan Pulungan, Bupati Pasaman Barat.
Tentu langkah yang akan dilakukan pemerintah daerah tersebut sudah disusun. Segala potensi yang ada di daerah itu, siap dimaksimalkan untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi sendiri.
Pasaman Barat, satu dari 19 kabupaten yang berada di Provinsi Sumatra Barat dan mempunyai luas wilayah 4.248,40 km2 itu, kini resmi berdiri sendiri. Semula, kabupaten yang beribukota di Simpang Empat dan resmi menjadi kabupaten melalui Undang-Undang No. 38/2003 tentang Pembentukan Kabupaten, bagian dari Kabupaten Pasaman.
Dalam posisi sebagai bagian dari Kabupaten Pasaman, nama Pasaman Barat tenggelam. Tak heran, muncul pertanyaan, mampukah Pasaman Barat memakmurkan warganya setelah menjadi kabupaten ?
Di bawah pimpinan Nirwan Pulungan, Pasaman Barat sudah bertekad menyejajarkan diri dengan daerah yang sudah menjadi kabupaten lebih dulu. Bahkan dengan kabupaten yang diklasifikasikan maju.
Modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bukan tidak dimiliki. Daerah berpenduduk 323.505 jiwa ini bukan hanya memiliki 67 lembaga keuangan, tujuh perbankan dan 60 nonperbankan.
Menurut Nirwan Pulungan, potensi pertanian Pasaman Barat itu terdiri dari tanaman pangan, kebun, hortikultura, laut, dan ikan serta tambang seperti semen, pupuk dan batu bara.
Memang, Pasaman Barat yang alamnya kaya akan potensi alam, mempunyai luas areal perkebunan kelapa sawit sekitar 102.000 ha, sekitar 77.000 ha termasuk perkebunan inti dan plasma, sementara sisanya perkebunan rakyat.
Produksi kelapa sawit yang bisa dipanen hingga sebulan dua kali itu diolah menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) oleh pabrik pengolahan kelapa sawit. Di Kabupaten Pasaman Barat terdapat 13 pabrik kelapa sawit, namun hanya lima di antaranya yang aktif dengan kapasitas produksi masing-masing pabrik 40 hingga 80 ton CPO per jam.
Menurut data, produksi tandan buah segar kelapa sawit Pasaman Barat pada 2002 sebanyak 854.000 ton lebih. Setelah diolah setengah jadi menjadi CPO, hasilnya dibawa ke Padang untuk diolah menjadi minyak goreng, sebagian dari itu juga diekspor ke Malaysia.
Kabupaten jagung
Bahkan kini kabupaten itu berpeluang menjadi kabupaten jagung seperti halnya yang diraih Provinsi Gorontalo. Hal itu diakui Andy Gumala, Direktur Bisnis PT Du Pont Indonesia.
Andy Gumala memberi contoh di Indonesia sebenarnya ada sebuah daerah sebagai lumbung jagung, yakni di Gorontalo.
Kini, tambahnya, Gorontalo dikenal oleh masyarakat luas sebagai provinsi jagung. Tapi bukan tidak mungkin, Pasaman Barat akan dikenal sebagai kabupaten jagung.
Alasannya, Pasaman Barat termasuk salah satu daerah sentra jagung yang mempunyai luas areal pertanaman jagung seluas 20.000 ha per tahun, dari potensi seluas 30.000 ha per tahun. Dari jumlah tersebut, 15.000 ha di antaranya sudah ditanami jagung hibrida.
Pada 2000 telah dimulai penanaman jagung hibrida Pioneer seluas 1.000 ha. Pada 2004 melonjak secara fantastis hingga 12 kali lipat hingga mencapai 12.000 ha dalam kurun waktu empat tahun.
"Dari hitungan saya, dengan rata-rata kepemilikan lahan di Pasaman Barat ini satu hektare per petani dan menghasilkan rata-rata tujuh ton per hektare, maka petani akan mendapatkan penghasilan kotor setiap panennya Rp6,5 juta," papar Andy.
Pasaman Barat, yang tidak setenar nama Bali sebagai kawasan wisata atau Karawang di Jawa Barat yang menjadi lumbung pangan nasional, menurut Pulungan, kini mulai gandrung dengan hibrida.
"Kami ingin menjadi kabupaten jagung," ungkap Bupati Pasaman Barat itu kepada Bisnis di sela-sela Pasaman Barat Pioneer Expo 2005 belum lama ini.
Guna mengantisipasi peningkatan jumlah produksi akibat apresiasi petani jagung di Pasaman Barat, Andy memohon kepada pemerintah, melalui Ditjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian, untuk dapat menyediakan infrastruktur pendukung berupa mesin pemipil, mesin pengering dan pergudangan (silo).
Hal ini dimaksudkan agar petani mendapatkan pelayanan pascaproduksi agar, saat panen, jagungnya tetap berkualitas tinggi, dan tidak langsung dimasukkan ke karung seperti saat ini, sehingga jagung tetap bersih, harganya tinggi dan bebas dari bercak-bercak hitam karena jamur aflatoksin.
Potensi wisata
Tidak hanya berhenti di situ. Dari hasil kunjungan Bisnis belum lama ini, kabupaten muda ini mempunyai potensi wisata yang tidak kalah menariknya.
Gunung Talamau yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat ini merupakan satu dari beberapa gunung yang mempunyai panorama alam yang menarik di ranah Minangkabau.
Dengan ketinggian 2.982 meter di atas permukaan laut (dpl) menjadikan gunung tersebut sebagai puncak tertinggi di wilayah Sumatra Barat.